Syiah, Aliran atau Agama ?

I. Muqoddimah

Sudah sekian lamanya kita mendengar akan munculnya aliran-aliran yang mengaku bagian dari Islam, tapi ternyata justru menyimpang dari ajaran Islam. Kelompok-kelompok sesat tersebut seakan berestafet untuk datang silih berganti seiring keluarnya fatwa-fatwa tentang kesesatan mereka. Jika satu sekte difatwakan sesat dan dibubarkan, maka muncullah sekte lain dengan wajah baru dengan keyakinan yang tidak jauh berbeda. Dan memang sejak zaman para pendahulu kita, para sahabat radhiallahu 'anhum 'ajmain, aliran-aliran sesat sudah bermunculan dan selalu berganti kedok tatkala terkuak kesesatan dan kebodohan mereka.

Tersebutlah ummahatul firoq, induk perpecahan yang juga merupakan induk kesesatan. Seperti khawarij, syi'ah, murji'ah, mu'tazilah, asy 'ariyah dsb. Dan dari induk ini lahirlah berbagai aliran sesat, yang hingga saat ini terus bermunculan. Ada yang hanya mengambil gen kesesatannya saja, tanpa mengenakan pakaian atau nama aslinya, dan ada juga yang betul-betul tegas menyatakan bahwa kelompok mereka adalah pengikut aliran induk tertentu.

Syiah, adalah satu aliran atau sekte yang sejak dulu sampai naskah ini diketik masih menggunakan nama lahirnya. Walaupun mereka sudah berpecah menjadi puluhan bahkan ratusan kelompok.

Penting dan perlu untuk dibahas, mengingat begitu sering tampilnya berita-berita tentang syiah dan permusuhannya terhadap ahlu sunnah. Seiring dengan adanya dzon atau prasangka yang sangat keliru dan salah, bahwa syi'ah itu cuma merupakan satu aliran atau madzhab dari Islam yang tak ubahnya madzhab-madzhab lainnya. Padahal para ulama ahlu sunnah wal jama'ah telah sepakat bahwa syiah bukanlah bagian dari Islam, dan ia merupakan agama di luar Islam. Bahkan syiah diklaim bukanlah termasuk 72 golongan dari kaum muslimin yang masuk neraka, yang telah disabdakan Rasulullah (Umat Islam akan terpecah belah menjadi 73 golongan, satu di surga sedang yang 72 di neraka). Karena 72 golongan tersebut masih dalam koridor Islam, sehingga mempunyai kemungkinan untuk masuk surga. Sedangkan syiah tidak berada dalam koridor agama Islam.

Mudah-mudahan penulisan makalah singkat ini bisa menjadi bahan tameng aqidah bagi yang belum terjerumus ke dalam pemahaman syiah, dan juga menjadi bahan peringatan dan ajakan untuk sadar bagi yang sudah meng-iya-kan ajaran syiah, atau mempunyai kecerendungan terhadap syiah.

II. Sejarah lahirnya Syi'ah.

Syiah bermula ketika ada seorang yahudi yang bernama Abdullah bin Saba' berpura-pura masuk Islam dengan tujuan ingin merusak Islam. Ia membuat kekacauan di sana-sini dengan berlebih-lebihan dalam menyanjung Ali, anak-anak dan keluarganya. Dan menggembar-gemborkan bahwa yang berhak atas khilafah atau kepemimpinan kaum muslimin setelah Rasulullah wafat adalah Ali.

Pemeran utama lahirnya syiah ini ternyata juga diakui oleh para gembong ulama syi'ah, seperti An Nubakhti dalam bukunya firqus syi'ah, Al Kasyi dalam bukunya yang terkenal di kalangan syiah, Rijalul kasyi dan buku syiah lainnya.

III. Kesesatan aqidah Syiah

Adapun kesesatan syiah, maka jumlahnya sangat banyak sekali, mengingat perpecahan syiahpun juga banyak. Dalam hal ini saya akan membahas beberapa point penting kesesatan satu kelompok dari syiah, yang pengikutnya paling banyak, yaitu Syiah Imamah Itsna 'Asyriah atau syiah dua belas imam. Karena yang sangat mengkhawatirkan dari kelompok ini adalah, dakwah mereka disebarkan secara global. Dan kordinasinya bukan hanya dilakukan oleh suatu lembaga atau organisasi, tapi dakwah mereka diorganisir oleh satu negara, yaitu Iran.

Perlu dipahami sebelumnya bahwa kelompok syiah dalam memeluk dan menyebarkan ajarannya, harus diiringi dengan taqiyah. Yaitu menyembunyikan keyakinan mereka yang sebenarnya untuk mengelabui khalayak muslim (agar umat Islam tidak terlalu dini mengetahui kesesatan dan perbedaan syiah dengan sunnah. Yang jelasnya kita kenal dengan berbohong. Jadi mereka sudah terbiasa untuk berbohong demi kelancaran dakwah sesat mereka.

1. Tentang Al Qur'an

Mereka sangat meyakini bahwa Al Qur'an yang dipegang seluruh kaum muslimin adalah palsu, atau dengan kata halus dari mereka, bahwa Al Qur'an yang kita kenal dan kita pegang bukanlah Al Qur'an yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad. Karena telah mengalami perubahan, pergantian, pengurangan atau penambahan.

Keyakinan sesat tentang Al Qur'an ini tersebar melalui buku-buku karangan ulama masyhur mereka. Seperti :

a. Annury Ath Tibrisi dalam buku karangannya fashlul khitab.

b. Muhammad Ya'kub dalam buku yang ditulisnya Ushulul kaafi.

c. Ahmad Ath Thibrisi dalam bukunya Al Ihtijaj.

d. Al Mula Hasan dalam buku tafsir karangannya Ash Shafi.

Dan walaupun kalangan syiah telah bertaqiyah (berbohong agar mereka tidak dianggap pengingkar Al Quran), menyatakan bahwa kitab fashlul khitab bukanlah ajaran mereka. Tetapi buku ini justru memuat dan mencakup beratus-ratus teks dan keterangan dari ulama-ulama syiah tentang perubahan Al Qur'an.

Padahal telah jelas, bahwa Al Qur'an sejak diturunkan sampai hari kiamat pasti terjaga dari perubahan. Siapa yang tidak meyakini terjaganya Al Qur'an terancam dengan kekafiran, karena telah mengingkari ayat-ayat Al Qur'an yang menegaskan akan terjaganya Al Qur'an itu sendiri.

w ÏmÏ?ù'tƒ ã@ÏÜ»t7ø9$# .`ÏB Èû÷üt/ Ïm÷ƒytƒ Ÿwur ô`ÏB ¾ÏmÏÿù=yz ( ×@ƒÍ\s? ô`ÏiB AOŠÅ3ym 7ŠÏHxq ÇÍËÈ

Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.

Bahkan, Allah berjanji akan menjaga kesucian dan kemurnian Al Qur'an dari segala macam perubahan.

$¯RÎ) ß`øtwU $uZø9¨tR tø.Ïe%!$# $¯RÎ)ur ¼çms9 tbqÝàÏÿ»ptm: ÇÒÈ

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.

Dan layaknya aliran sesat lainnya, ulama dan pembesar syiahpun mengadakan berbagai penyimpang tafsir Al Quran dari makna sebenarnya. Seperti beberapa ayat dalam surat Ar Rahman,

ylttB Ç`÷ƒtóst7ø9$# Èb$uÉ)tGù=tƒ ÇÊÒÈ $yJåks]÷t/ Óˆyöt/ žw Èb$uÉóö7tƒ ÇËÉÈ Ädr'Î7sù ÏäIw#uä $yJä3În/u Èb$t/Éjs3è? ÇËÊÈ

ßlãøƒs $uKåk÷]ÏB àsä9÷s=9$# Üc%y`öyJø9$#ur ÇËËÈ

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya Kemudian bertemu, Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.

Kaum syiah meyakini bahwa yang dimaksud bahrain (dua laut) adalah Ali dan Fatihmah, sedang barzakh adalah nabi Muhammad. Adapun Lu'lu' wal marjan adalah Hasan dan Husein.

2. Tentang Sifat Allah.

Secara global, kaum syiah adalah sekte yang tidak mengimani hampir semua sifat Allah yang terkandung dalam Al Qur'an dan As Sunnah. Alasan utamanya tentu karena meyakini bahwa Al Qur'an sudah tidak orisinil, sehingga tidak dapat dijadikan dasar. Hadits pun demikian. Dikarenakan mereka talah mengkafirkan sebagian besar sahabat Rasulullah, maka mereka pun menolak hadits yang disampaikan para sahabat tersebut. Padahal bagaimana mereka dapat pelajaran dari Rasulullah, jika para sahabat yang menyambung ajaran beliau dikafirkan.

Dalam sebuah kitab tauhid versi syiah, yang dikarang oleh ulama syiah bernama Ibnu Babawih, terdapat lebih dari tujuh puluh riwayat palsu yang menegaskan bahwa Allah tidak disifati dengan sifat apapun.

Bahkan di dalam kitab biharul Anwar (kitab syi'ah) disebutkan bahwa pernyataan Rasulullah dalam hadits shahih, akan dapat terlihatnya Allah pada hari kiamat adalah batil. Keyakinan mereka disebabkan pengkafiran yang berakibar penolakan terhadap periwayatan sahabat yang menjadi sanad hadits tersebut.

Padahal, seluruh pernyataan yang berdasar pada Al Qur'an dan Al Hadits adalah Haq, barangsiapa yang menolak satu ajaran Al Qur'an, sungguh telah kafir. Tapi begitulah, kesalahan dasar mereka dalam meyakini ketidakaslian Al Qur'an membuat mereka semakin sesat. Ketika mereka diberikan argumentasi berdasar pada Al Qur'an, yang menolak keyakinan mereka, maka mereka akan mengatakan bahwa Al Qur'an sudah tidak asli.

Masih berkaitan dengan sifat Allah, justru kaum syiah berkeyakinan akan adanya sifat bada' pada Allah. Yang maksudnya, bahwa Allah tidak mengetahui sesuatu yang akan datang. Tapi justru para Imam mereka yang dua belas, yang mengetahui perkara mendatang dan yang masih berstatus ghoib.

Hal ini tentunya bertentang dengan Al Qur'an.

@è% žw ÞOn=÷ètƒ `tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur |=øtóø9$# žwÎ) ª!$# 4 $tBur tbrâßêô±o tb$­ƒr& šcqèWyèö7ムÇÏÎÈ

Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.

3. Tentang Imamah

Mereka meyakini bahwa imam mereka yang berjumlah 12 itu adalah ma'shum, terjaga dari segala kesalahan. Padahal tidak seorangpun yang ma'shum melainkan Rasulullah. Mereka juga mengimani bahwa imam mereka mengetahui perkara-perkara yang akan terjadi (ghoib). Kedua hal ini diakui salah satu imam mereka yang bernama Imam Ja'far Shadiq, lalu dikutip oleh Al Kulani dalam kitab syi'ah yang berjudul Ushulul Kaafi.

Bahkan Al Khumaini, tokoh syiah abad 20, dalam satu tulisannya menegaskan bahwa para imam mereka lebih utama daripada para nabi dan Rasul.

Kekufuran dan kemusyrikan akibat perngkultusan para Imam yang berlebihan banyak sekali dijumpai pada sya'ir-sya'ir tokoh syi'ah kontemporer, seperti Ibrahim Al Amili, Ali bin Sulaiman dan yang lainnya sesama pemeluk syi'ah.

Coba kita perhatikan beberapa bait dan syairnya Ali bin Sulaiman ketika memuji Ali yang sangat sarat dengan kemusyrikan,

Engkau berada di sisi Allah dan diri Rasul

Hamba Rabb dan engkau adalah raja

Engkau mengetahui segala yang terdapat di dalam dada

Engkau yang membangkitkan penghuni kubur

Kiamat ada dalam ketetapanmu

Engkau maha mengetahui lagi maha mendengar

Maha kuasa atas segala sesuatu

4. Tentang sahabat

Bagi kalangan syi'ah, semua sahabat Rasulullah kafir kecuali satu atau dua orang saja. Mereka sangat membenci sahabat, terlebih Abu Bakar, Umar dan Utsman. Mereka menuduh para pembesar sahabat tersebut sebagai pencuri kepemimpinan. Ulama-ulama syi'ah membuat ratusan, ribuan bahkan sampai saat ini mungkin sudah jutaan riwayat palsu untuk menjelek-jelekkan para sahabat. Dan ada kalanya mereka berhasil mempengaruhi banyak kaum muslimin, meskipun mereka bukan dari kalangan syi'ah.

Sebagai contoh, bukankah saat ini masih ada yang mengiyakan bahwa Utsman adalah khalifah yang Nepotis, mengangakat gubernur dan aparat pemerintahan dari kalangan kerabatnya. Sejatinya ini hanyalah pengaruh dari riwayat bohong syi'ah.

Mu'awiyah bin Abi Sufyan, banyak yang beranggapan bahwa ketika terjadi perseteruan antara beliau dengan Ali yang sampai berakibat pada peperangan, Mu'awiyahlah yang bersalah. Walau ada yang berlepas diri dari peristiwa fitan tersebut, tapi toh di dalam hati sebagian kaum muslimin masih ada sedikit anggapan bahwa Mu'awiyahlah yang bersalah. Padahal, jika kita selidiki secara rinci kejadian-kejadian yang berkaitan dengan peristiwa tersebut, maka pasti kita akan menyadari bahwa tidak ada satupun dari kedua belah pihak yang bersalah, baik Mu'awiyah ataupun Ali. Mereka berdua hanya diadu domba oleh kelompok pembunuh Utsman. Dan perlu kita ketahui bahwa Mu'awiyah adalah salah satu orang yang sudah mendapat jaminan dari Rasulullah sebagai calon penghuni surga. Lalu bagaimana mungkin ia kafir. Dan bukankah yang memvonis kekafiran Mu'awiyah berarti telah menantang Rasulullah ?

Dan masih banyak lagi, tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepada para sahabat, padahal Allah telah memuji mereka.

šcqà)Î6»¡¡9$#ur tbqä9¨rF{$# z`ÏB tûï̍Éf»ygßJø9$# Í$|ÁRF{$#ur tûïÏ%©!$#ur Nèdqãèt7¨?$# 9`»|¡ômÎ*Î/

šÅ̧ ª!$# öNåk÷]tã (#qàÊuur çm÷Ztã £tãr&ur öNçlm; ;M»¨Zy_ ̍ôfs? $ygtFøtrB ㍻yg÷RF{$# tûïÏ$Î#»yz !$pkŽÏù #Yt/r& 4

y7Ï9ºsŒ ãöqxÿø9$# ãLìÏàyèø9$# ÇÊÉÉÈ

Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.

* ôs)©9 š_ÅÌu ª!$# Ç`tã šúüÏZÏB÷sßJø9$# øŒÎ) štRqãè΃$t7ム|MøtrB Íotyf¤±9$# z

Sesungguhnya Allah Telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon

Orang-orang mukmin yang dimaksud di sini adalah para sahabat.

5. Tentang nikah mut'ah dan keutamaannya bagi Syi'ah

Nikah mut'ah adalah menikah dengan perjanjian waktu tertentu, pada awalnya memang belum dilarang, karena sudah menjadi tradisi manusia sedunia saat itu. Sama halnya dengan khamr, atau minuman keras, yang awalnya tidak dilarang. Mut'ah dahulu Biasanya dilakukan ketika akan bepergian. Seorang laki-laki menikah dengan seorang wanita dengan perjanjian, ketika mereka berdua pulang dari tujuan, mereka otomatis bercerai. Pernikahan ini selanjutnya dilarang oleh Allah dan RasulNya. Selain banyak efek buruk yang ditimbulkan dari nikah mut'ah ini, ternyata mut'ah juga berpotensi untuk menyuburkan praktek prostitusi atau pelacuran.

Tapi justru kelompok syiah melestarikan dan menyuburkannya, dengan istilah yang ngetrend di Indonesia dengan kawin kontrak. Seorang pria dapat menikah dengan seorang wanita yang gadis, janda atau yang bersuami, bahkan pelacur sekalipun dengan masa waktu pernikahan yang hanya beberapa saat saja. Bisa satu bulan, satu pekan, satu hari bahkan satu jam. Dan ternyata produk sesat ini sangat laris di kalangan anak muda muslim di negeri kita, terutama di kalangan mahasiswa yang jauh dari pantauan orangtua.

Terlebih, para ulama syi'ah bukan hanya menghalalkannya, tapi juga memotivasi semua pemeluk agama syi'ah ini untuk beramai-ramai kawin kontrak. Ditambah dengan memberikan banyak kemudahan dalam pelaksanaanya. Seperti tidak harus ada wali, tidak harus ada saksi, wanita bersuamipun tidak masalah, yang inti sebenarnya mereka telah melegalkan pelacuran.

Orang yang baru terkena racun syi'ah ini, mungkin pada awalnya tidak sadar. Karena para pendakwah syi'ah (seperti yang diungkapkan sebelumnya) biasa bertaqiyah, menyembunyikan keyakinan rusak mereka dengan berbohong untuk mengelabui mangsa dakwahnya.

Halalnya mut'ah dan keutamaanya banyak sekali ditemukan dalam kitab-kitab karangan ulama syiah. Contoh saja Al Qummy, ulama syiah yang dalam kitabnya man laa yadhurruhul faqih, menegaskan, "Sesunggunya Allah mengharamkan atas orang-orang syi'ah segala minuman yang memabukkan dan menggantikan bagi mereka dengan mut'ah."

Bahkan dalam kitab syiah lain, furu'ul kafi dan Al Istibshar dijelaskan bahwa jumlah wanita yang boleh dinikahi bukan hanya empat, tapi bisa lebih bahkan sampai seribu wanitapun boleh, karena mereka dikontrak.

IV. Penutup

Begitulah beberapa jenis kesesatan syiah, yang tentunya masih banyak lagi. Keyakinan mereka tentang berubahnya Al Qur'an membuat mereka tidak mau merujuk pada Al Qur'an, sehingga merekapun mengingkari keabsahan Al Qur'an. Ditambah dengan pengkafiran yang mereka lakukan kepada para sahabat Rasulullah membuat mereka menolak segala hadits yang periwayatannya dari para sahabat tersebut. Padahal darimana mereka dapat mengetahui ajaran Rasulullah kalau bukan dari sahabat.

Sehingga jauhlah mereka dari sumber asli untuk ber-Islam, Al Qur'an dan As Sunnah. Maka tak heran kalau syiah disebut bukan aliaran dalam Islam, tapi agama. Ya, agama tersendiri di luar Islam, karena pedomannya bukan Al Qur'an dan As Sunnah. Dan siapapun yang tidak berpegangteguh pada Al Qur'an dan As Sunnah pasti akan sesat sesesat-sesatnya. Naudzubillah